Jadwal Sholat Untuk Jakarta dan Sekitarnya : Dhuha 06:22, Dzuhur 12:08, Ashar 15:20, Maghrib 18:15, Isya 19:24, Subuh 04:42, Imsak 04:32, Terbit 05:56.

Berita

← Kembali

Waktu merupakan Kehidupan dan Helaan Napas yang tak Terulang

Sabtu, 29 Desember, 2018 - Admin - Aktivitas

Waktu merupakan Kehidupan dan Helaan Napas yang tak Terulang

ADUNI. ID, HIKMAH — Waktu adalah ciptaan Allah SWT yang dihadiahkan kepada manusia untuk dipakai dengan baik dan mulia. Waktu begitu penting sehingga Allah berkali-kali bersumpah atas nama ciptaannya yang bernama Waktu. Di antaranya : 

Waktu Fajar (sumpah Allah dalam QS al-Fajr :1-4)

Waktu Subuh ( QS al- Mudatsir:34 dan at-Takwir: 18)

Waktu Dhuha ( QS ad-Dhuha: 1)

Waktu Siang (QS asy-Syams: 3 dan al-Lail: 2)

Waktu Ashr (QS al-Ashr: 1)

Waktu Malam (QS al-Lail:1-2, al-Insyiqaq:17, dan al-mudatsir: 33-34)

Waktu Kiamat (QS al-Qiyamah: 1-2)

Menurut pendakwah Habib A Rahman al-Habsy, para ulama sepakat bahwa jika Allah SWT bersumpah dengan sesuatu, maka sumpah itu dimaksudkan untuk menarik perhatian bagi makhluk-Nya dan mengingatkan mereka akan keagungan dan arti yang besar dalam sesuatu yang Allah jadikan sumpah tersebut. 

“Dan sudah sepatutnya kita menaruh perhatian akan waktu. Bahkan di Hari Perhitungan nanti salah satu yang akan dihisab oleh Allah adalah waktu," kata dia, Kamis (27/12). 

Habib mengutip hadis dari Ibnu Mas’ud RA bahwa Rasulullah bersabda, “Tidak akan bergeser kedua kaki anak Adam di hari kiamat dari sisi Rabbnya, hingga dia ditanya tentang lima perkara (yaitu): tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang masa mudanya bagaimana ia gunakan, tentang hartanya dari mana ia dapatkan, dan dalam hal apa (hartanya tersebut) ia belanjakan serta apa saja yang telah ia amalkan dari ilmu yang dimilikinya.” 

Dalam hadis tersebut, kata Habib, Rasulullah mengabarkan kelak di hari kiamat setiap bani Adam (manusia) akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT mengenai lima perkara, di antaranya adalah tentang umurnya,  yang tentunya erat kaitannya dengan waktu. 

“Kelak waktu yang kita terima haruslah dipertanggungjawabkan penggunaanya. Sudah sepatutnya kita melakukan muhasabah diri (Perenungan), mengenai jejak baik apa saja yang telah kita lakukan sampai saat ini.  Kesalehan apa saja yang sudah kita lakukan di punggung buminya Sang Pencipta?? Apakah niat-niat yang pernah kita ucapkan dengan serius pada saat memasuki 2018 lalu sudah kita laksanakan? Ataukah sekadar koleksi niat?," kata Habib.

Pahamilah, kata Habib A Rahman, waktu itu adalah helaan napas yang tak akan terulang kembali. Setiap penyelasan akan datang setelah waktu telah berlalu dan semua yang merasakan penyesalan akan selalu berharap agar waktu itu kerap kembali lagi. 

Habib menegaskan waktu adalah kehidupan. Kehidupan manusia tidak lain adalah waktu yang ia lewati dari saat lahir sampai dia meninggal. Waktu yang telah berlalu tidak akan kembali. Dia akan pergi selamanya dengan segala kenangannya: baik kenangan yang penuh penyesalan atau kebahagiaan. 

"Melakukan muhasabah dipengujung tahun masehi ini guna meredam kebiasaan-kebiasaan negatif sebagian orang yang mengisi pengujung tahun dengan berpesta foya,  musik dan tarian,  maksiat, dan lainnya yang akhirnya melahirkan banyak kemudharatan dan mengundang murka Sang Pencipta," katanya

Sumber :Republika